Rabu, 19 September 2012

Mahameru "Puncak Para Dewa"

Gunung semeru adalah satu-satunya gunung tertinggi di pulau Jawa. Pendakiannya membutuhkan waktu tidak cuma sehari dua hari, kenapa? karena kita akan rugi jika tiap jengkal kaki langkah kita tidak diiringi ucap sukur akan panorama keindahan yang disuguhkan oleh Allah swt.Gunung semeru memiliki ketinggian 3676 mdpl, pendakian dimulai dari basecamp Ranupani 2200mdpl. Panorama alam mulai tersuguhkan ketika perjalanan dimulai dari pasar tumpang menuju Ranupani, dengan sewa Hartop (Rp 450.000,00) milik pak ngadimun kita menyusuri jalan yang berkelok-kelok dan disisi kiri-kanan jurang. memang menakutkan tapi seru. sampai dipertigaan arah ke bromo dan ranupani kami berhenti, sekedar ambil2 poto , rugi kalau gak dibanyakin foto, karena memang mewah dan tak ada duanya . lautan pasir terbentang luas, debu berterbangan seolah menari-nari depan mata kami. Seperti dalam serial teletubies, kami melihat hamparan bukit-bukit yang menguning karena kemarau panjang, namun sama sekali tak mengubah keindahanya.jepret-jepret-jepretpun di eksekusi, pak ngadimun-pun ikut beraksi, ya kereeen pak. Mg besok hartopnya dapat diskon "dalam benak kami".Sudah puas dengan potretnya, perjalanan dilanjutkan, sampailah di Ranupani.   
   
Dari Desa Ranupane inilah desa terakhir dan tempat pemeriksaan serta pos untuk melapor bagi para pendaki untuk naik, dan juga terdapat pondok pendaki untuk bermalam dan beristirahat. Desa Ranu Pane merupakan perkampungan kecil yang juga merupakan bagian dari Desa Suku Tengger, pekerjaan mereka pada umumnya bertani sayur-sayuran. Selain terdapat Ranu (danau) Pane, disebelahnya terdapat Ranu Regulo. Setelah semua persyarakan selesai, kami packing ulang dan dilanjutkan perjalanan menuju ranukumbolo.

Jalur yang kami gunakan adalah jalur Watu Rejeng. Dengan waktu tempuh 4 -5 jam. Jalur ini sekarang sudah dikembangkan untuk kepentingan wisata, sehingga terkesan lebih mudah dan bersahabat bagi pendaki pemula. Di setiap perjalanan akan ada beberapa Pondok (shelter) yang biasanya digunakan untuk beristirahat sejenak. Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi Edelweis, para pendaki akan sampai di Watu Rejeng, merupakan terbing terjal dengan pemandangan yang sangat indah ke arah lembah dan bukit-bukit, yang ditumbuhi pohon cemara dan pinus. Sesekali kita dapat melihat kepulan asap dari puncak semeru. Tak berapa lama pendaki akan melihat danau yang sangat luas yaitu Ranukumbolo (12 Ha) dengan ketinggian 2.400 m dpl. Kelihatanya mulus ya perjalanannya, tapi apa yang terjadi? kami tersesat sesaat sampai ranukumbolo. hampir 2 jam kami muter-muter ditempat itu saja, yah namanya dah capek asa pun datang. namun secercah harapan kita ketemu 2 pendaki dari jakarta, darisana kita akirnya sampai camp ranukumbolo. Allhamdulillah, tendapun didirikan, bongkar tas carrier, masak, cuci kaki dan tangan langsung Tilem ( tidur ).  Mentaripun perlahan menerangi lelap tidur kami, waktu yang gak boleh dilewatkan, sunrise di ranukumbolo harus di Potret. Akirnya narsispun terjadi, setelah semalam tidur dalam tubuh yang lelah, terbayar dengan suguhan Alam nan indah. jepret-jepret-jepret., tak sadar disamping kita ada crew film 5cm sedang ambil gambar. Gak nyangka bener, yang kemaren baru baca novelnya, di Ranu kumbolo bisa lihat scene pengambilan gambar film-nya.  Fajar menyinsing kamipun berniat mandi, sebenere dilarang keras karena berbahaya.

Kami bermalam di Ranu kumbolo 2 malam, kenapa? rugi coy gak dinikmatin, gak ada duanya Ranu kumbolo teh. Malampun tiba, dingin menyeruak, angin berderu kencang seperti aungan singa, tubuh bergetar. Pikiran dan otak pun bekerja, disudut sebelah tenda kami ada api unggun, akirnya satu persatu kita nunut ngiyup nyuwun angete geni. Ternyata porter dan crew Film 5cm yang membuat api unggun, kamipun disambut hangat dan saling berceloteh. senda tawa dan gurau pun pecah dihening malam itu, cerita2 mistis, lucu, serta kejadian2 saat pengambilan gambar diceritakan salah satu porter " namanya pak Rian temen2nya nyebute Riyani Jangkaru" obsesi kali yeee. sambil menikmati secangkir kopi panas, sedikit terdiam dengan Motivasi pak sutradara kalo gak salah sih, " manusia pasti punya kekuatan untuk meraih segala sesuatu, namun yang membedakannnya adalah mental dari masing2 manusia tersebut". Banyak pendaki yang tidak mencapai puncak mahameru karena memang sulit medan tempuhnya, namun jika mental kuat pasti kalian sampai. Malam mulai larut, waktunya tidur, dan bersiap menuju kalimati esok harinya.

Meninggalkan Ranu Kumbolo akan diawali mendaki bukit terjal, bukit ini oleh para pendaki disebut sebagai tanjakan cinta. Menurut mitos yang ada jika pendaki dapat mendaki tanjakan cinta tanpa berhenti sedikitpun sampai ujung tanjakan maka cintanya akan abadi selamanya. Perjalanan dari Ranu Kumbolo ke Kalimati berjarak 5 km membutuhkan waktu tempuh 2-3 jam. Setelah tanjakan cinta, terbentang sebuah padang rumput luas yang dinamakan oro-oro ombo, Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah.
Padang rumput ini mirip sebuah mangkuk dengan hamparan rumput yang berwarna kekuningan.Dari balik Gunung. Kepolo tampak puncak Semeru menyemburkan asap menunjukkan kegagahannya. Di sebelah selatan padang rumput Oro-Oro Ombo terdapat kelompok Hutan Cemoro Kandang termasuk dalam gugusan Gunung. Kepolo (3.095 m dpl) merupakan hutan yang ditumbuhi pohon cemara gunung dan tumbuhan paku-pakuan. Setelah cemoro kandang perjalanan berlanjut ke padang rumput luas yang disebut Jambangan yang terletak 3.200 m dpl, di sini terdapat beberapa cemara, mentigi, dan bunga edelweis. Perjalanan menuju kalimati memang tak banyak cerita, karena kita bersepuluh terlarut dalam indahnya Semeru. Namun disela-sela perjalanan kami bertemu teman dari jakarta, post jambangan tepatnya. dari perkenalan ternyata mereka mahasiswa fakultas farmasi, sangat langka bertemu mahasiswa farmasi waktu pendakian. sedikit cerita dan berbagi cerita, sampailah pada kata SKRIPSI. kenapa bisa? Rahasiaa coY...

Nama kalimati berasal dari nama sebuah sungai/kali yang tidak berair. Aliran air hanya terjadi apabila musim hujan, aliran menyatu dengan aliran lahar Semeru. Daerah ini merupakan padang rumput dengan tumbuhan semak dan hamparan edelweis seluas 20 ha, dikelililngi kelompok hutan alam dan bukit-bukit rendah. Kalimati merupakan tempat berkemah para pendaki sebelum melanjutkan pendakian. Disini terdapat fasilitas pondok pendaki, namun untuk kebutuhan air dapat diperoleh dari Sumbermani, yaitu pendaki berjalan ke arah barat / kanan menyusuri pinggiran hutan dengan jarak tempuh 1 jam pulang pergi, di tempat ini terdapat tetesan air dari celah batu yang dikumpulkan sehingga membentuk pancuran air. akirnya pun kita beristirahat dan membuat menu makan siang, sreng sreng goreng acara masak masak pun terjadi, serasa dihotel bintang lima, diatas gunung masih disediakan pondokan. lumayan enak, angin tidak dapat masuk, shgga kami bersemngat buat masak dan istirahat, selesai makan kami main kartu remi dulu, biar gak stres, jarang-jarang dikota bisa main remi dengan suasana alam yang indah " Tidak Judi" dilarang keras. Satu jam kami bermain, mata  sdh sedikit kantuk, waktunya tidur, karena jam 23.00 harus segera nglanjutin pendakiaan ke puncak Mahameru. 

Setelah cukup istirahat di pondokan kami packing, 2 botol air mineral dan logistik secukupnya kami masukkan ke daypack, untuk keamanan jangan lupa bawa oksigen dan P3k. Karena medan pendakian menuju puncak mahameru sangat ekstreem, dan banyak menguras tenaga. Tapi ingat, "Jangan menyerah dan selalu berdoa, serta lihat kondisi alam. Jangan menerjang apa yang seharusnya tidak kita terjang, dan berjalan lah dengan kerendahan hati serta kemuliaan niat dari hati".  Kamipun berjalan, langkah kaki berdentum keras " terlalu semangat" nafas berdegup kencang, debu berhamburan karena hantaman sepatu dingin menyeruak menelusup sela jaket, tak ada bonus tak ada ampun, tanjakan selalu berada didepan arah mata kita. Sampai akirnya salah satu tim dari kami sakit, kaki kanan teman kami mengalami cedera dan gak bisa melanjutkan pendakian,  hal yang sangat tidak mungkin meninggalkan salah satu rekan dalam tim dalam keadaan sakit. " Taklukanlah rasa egois jika kalian sudah berada dalam 1 tim".2 rekan kami turun ke post kalimati dan 8 anggota termasuk saya melanjutkan pendakian ke mahameru. 

Puncak Mahameru 

Puncak Mahameru





Eko-Rizal-Agung-Asar-Malik-Rian-Linda-Yuli-Lukman-Yuan

SALAM RIMBA

2 komentar: